Mantan Presiden RI, K.H.Abdurahman Wahid (Gus Dur) pernah mengatakan bahwa, di Indonesia ini hanya ada Tiga Polisi Jujur. Patung Polisi, Polisi Tidur, dan Hoegeng.
Hoegeng, saya merasa banyak yg tidak kenal lagi dengan sosok yg pernah menjabat sebagai Kapolri dan Sekretaris kabinet Republik Indonesia ke-2 ini. Dan jujur saja, saya pun tak akan tertarik mencari tahu apa itu (siapa itu) Hoegeng, sampai ayah saya mengatakan, ini polisi paling jujur yang pernah ada di Indonesia.
Dan membaca kisah Hoegeng, pejabat yang kejujuran dan anti korupsinya terbukti. Saya tak bisa tidak, menjadi kagum, bahkan terinspirasi, terutama melihat dedikasi dan kesungguhannya pada jabatan, amanah rakyat, dan ketegasan untuk hidup bersih. Bayangkan, saat menjadi pejabat, bahkan anak-anaknya menjual kue asongan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, pak Hoegeng sendiri bahkan pernah terpaksa menjual sepatu miliknya untuk memenuhi kebutuhan rumah. Pak Hoegeng juga selalu menolak grativikasi atau menolak menggunakan fasilitas negara untuk kebutuhan pribadi. Hingga pensiun pak Hoegeng tidak punya tabungan, hanya mewariskan pensiunnya yang tak seberapa, yang diambil oleh istrinya setiap bulan.
Dan membaca kisah Hoegeng, pejabat yang kejujuran dan anti korupsinya terbukti. Saya tak bisa tidak, menjadi kagum, bahkan terinspirasi, terutama melihat dedikasi dan kesungguhannya pada jabatan, amanah rakyat, dan ketegasan untuk hidup bersih. Bayangkan, saat menjadi pejabat, bahkan anak-anaknya menjual kue asongan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, pak Hoegeng sendiri bahkan pernah terpaksa menjual sepatu miliknya untuk memenuhi kebutuhan rumah. Pak Hoegeng juga selalu menolak grativikasi atau menolak menggunakan fasilitas negara untuk kebutuhan pribadi. Hingga pensiun pak Hoegeng tidak punya tabungan, hanya mewariskan pensiunnya yang tak seberapa, yang diambil oleh istrinya setiap bulan.
Dilahirkan dari keluarga amtenaar atau pejabat pemerintah hindia belanda, Hoegeng Iman Santoso jelas berada dalam barisan priyayi. Namun sejak kecil Hoegeng tak perduli soal kelas dalam masyarakat, ia berteman dengan siapa saja. Panjang jika ingin membaca biografi umum Hoegeng, namun fokus tulisan saya ini pada beberapa kisah nyata kehidupan jujur yang membuatnya melegenda.
Bagi yang ingin membaca biografinya silahkan klik disini.
Ada berbagai kisah kejujuran dan --sekali lagi -- dedikasi untuk hidup bersih dari Pak Hoegeng. Pria multi bakat ini, pernah menjadi pemain drama radio, bisa karikatur dan jago bermain musik. Namun saat ia menjadi pejabat negara, Kepala Jawatan Imigrasi, ketika itu istrinya memiliki usaha toko bunga, Hoegeng meminta agar toko itu ditutup, karena tak ingin nanti toko bunganya jadi tempat banyak relasi membeli bunga, sehingga mempengaruhi kenyamanan ketika Hoegeng berkerja. Merry, istrinya sepakat, dan dengan sukarela menutup toko itu.
Dikesempatan lain, seorang anaknya suatu ketika ingin menjadi tentara. Ada surat ijin orang tua yang harus ditanda tangani sebelum mengembalikan formulir. Hoegeng tak mau menandatangani, akibatnya anaknya marah besar karena menganggap sang ayah tidak mendukung cita-citanya. Hoegeng menjelaskan kepada anaknya, "Walaupun itu surat ijin orang tua, namun tanda tangan ayah, akan menjadi alasan untuk memudahkan menjadi taruna."
Memang bagaimanapun saat itu, tanda tangan Hoegeng jelas akan menjadi 'jalur khusus' bagi anaknya. Hoegeng saat itu menjabat sebagai Kapolri.
Hoegeng memang terkenal tegas dan jujur. Banyak hal terjadi selama kepemimpinan Kapolri Hoegeng Iman Santoso. Pertama, Hoegeng melakukan pembenahan beberapa bidang yang menyangkut Struktur Organisasi di tingkat Mabes Polri. Hasilnya, struktur yang baru lebih terkesan lebih dinamis dan komunikatif. Kedua, adalah soal perubahan nama pimpinan polisi dan markas besarnya. Berdasarkan Keppres No.52 Tahun 1969, sebutan Panglima Angkatan Kepolisian RI (Pangak) diubah menjadi Kepala Kepolisian RI (Kapolri). Dengan begitu, nama Markas Besar Angkatan Kepolisian pun berubah menjadi Markas Besar Kepolisian (Mabak).
Perubahan itu membawa sejumlah konsekuensi untuk beberapa instansi yang berada di Kapolri. Misalnya, sebutan Panglima Daerah Kepolisian (Pangdak) menjadi Kepala Daerah Kepolisian RI atau Kadapol. Demikian pula sebutan Seskoak menjadi Seskopol. Di bawah kepemimpinan Hoegeng peran serta Polri dalam peta organisasi Polisi Internasional, International Criminal Police Organization (ICPO), semakin aktif. Hal itu ditandai dengan dibukanya Sekretariat National Central Bureau (NCB) Interpol di Jakarta.
Selama ia menjabat sebagai kapolri ada dua kasus menggemparkan masyarakat. Pertama kasus Sum Kuning, yaitu pemerkosaan terhadap penjual telur, Sumarijem, yg diduga pelakunya anak-anak petinggi teras di Yogyakarta. Ironisnya, korban perkosaan malah dipenjara oleh polisi dengan tuduhan memberi keterangan palsu. Lalu merembet dianggap terlibat kegiatan ilegal PKI. Nuansa rekayasa semakin terang ketika persidangan digelar tertutup. Wartawan yg menulis kasus Sum harus berurusan dengan Dandim 096. Hoegeng bertindak. Kita tidak gentar menghadapi orangorang gede siapa pun. Kita hanya takut kepada Tuhan Yang Mahaesa. Jadi, walaupun keluarga sendiri, kalau salah tetap kita tindak. Geraklah the sooner the better, tegas Hoegeng dalam bukunya, Hoegeng, Polisi Idaman dan Kenyataan.
Kasus lainnya yg menghebohkan adalah penyelundupan mobil-mobil mewah bernilai miliaran rupiah oleh Robby Tjah jadi. Berkat jaminan, pengusaha ini hanya beberapa jam mendekam di tahanan Komdak. Begitu berkuasanya si penjamin, hingga kejaksaan mem'peti es'kan.(maaf masih bingung cara tulis memetieskan atau mempetieskan, atau gimana) Tapi, Hoegeng tak gentar. Ketika kasus berikutnya terungkap, Robby tak berkutik. Pejabat yg terbukti menerima sogokan ditahan. Kasus ini diduga melibatkan sejumlah pejabat dan perwira tinggi ABRI.
Perubahan itu membawa sejumlah konsekuensi untuk beberapa instansi yang berada di Kapolri. Misalnya, sebutan Panglima Daerah Kepolisian (Pangdak) menjadi Kepala Daerah Kepolisian RI atau Kadapol. Demikian pula sebutan Seskoak menjadi Seskopol. Di bawah kepemimpinan Hoegeng peran serta Polri dalam peta organisasi Polisi Internasional, International Criminal Police Organization (ICPO), semakin aktif. Hal itu ditandai dengan dibukanya Sekretariat National Central Bureau (NCB) Interpol di Jakarta.
Selama ia menjabat sebagai kapolri ada dua kasus menggemparkan masyarakat. Pertama kasus Sum Kuning, yaitu pemerkosaan terhadap penjual telur, Sumarijem, yg diduga pelakunya anak-anak petinggi teras di Yogyakarta. Ironisnya, korban perkosaan malah dipenjara oleh polisi dengan tuduhan memberi keterangan palsu. Lalu merembet dianggap terlibat kegiatan ilegal PKI. Nuansa rekayasa semakin terang ketika persidangan digelar tertutup. Wartawan yg menulis kasus Sum harus berurusan dengan Dandim 096. Hoegeng bertindak. Kita tidak gentar menghadapi orangorang gede siapa pun. Kita hanya takut kepada Tuhan Yang Mahaesa. Jadi, walaupun keluarga sendiri, kalau salah tetap kita tindak. Geraklah the sooner the better, tegas Hoegeng dalam bukunya, Hoegeng, Polisi Idaman dan Kenyataan.
Kasus lainnya yg menghebohkan adalah penyelundupan mobil-mobil mewah bernilai miliaran rupiah oleh Robby Tjah jadi. Berkat jaminan, pengusaha ini hanya beberapa jam mendekam di tahanan Komdak. Begitu berkuasanya si penjamin, hingga kejaksaan mem'peti es'kan.(maaf masih bingung cara tulis memetieskan atau mempetieskan, atau gimana) Tapi, Hoegeng tak gentar. Ketika kasus berikutnya terungkap, Robby tak berkutik. Pejabat yg terbukti menerima sogokan ditahan. Kasus ini diduga melibatkan sejumlah pejabat dan perwira tinggi ABRI.
Ketika dipensiunkan, Hoegeng kemudian mengabarkan pada ibunya. Dan ibunya hanya berpesan, selesaikan tugas dengan kejujuran. Karena kita masih bisa makan nasi dengan garam. Kata-kata itulah yang terus dipegangnya hingga akhir hayatnya.
Masa pensiun bagi banyak pejabat adalah masa menyenangkan, karena ada banyak kekayaan yang diperoleh selama masa tugas yang bisa dinikmati. Tapi itu tidak berlaku bagi Hoegeng yg anti disogok. Pria yg pernah dinobatkan sebagai The Man of the Year 1970 ini, pensiun tanpa memiliki rumah, kendaraan, maupun barang mewah. Bukan hanya sekedar mobil dinas, Hoegeng bahkan mengembalikan perengkat Handy Talkie, dan berbagai barang yang merupakan milik/inventaris negara.
Belakangan, atas parakarsa Kapolri setelahnya Komisaris Jenderal Polisi Drs. Moh. Hasan, Hoegeng mendapatkan rumah. Rumah yang kemudian menjadi milik Hoegeng atas pemberian dari Kepolisian, di dem sesuai dengan peraturan yang berlaku. Beberapa kapolda patungan membeli mobil Kingswood, yg kemudian menjadi satu-satunya mobil yg ia miliki. Pengabdian yg penuh dari Pak Hoegeng tentu membawa konsekuensi bagi hidupnya sehari-hari. Bahkan pernah setelah berhenti dari Kepala Polri dan pensiunnya masih diproses, suatu waktu dia tidak tahu apa yg masih dapat dimakan oleh keluarga karena di rumah sudah kehabisan beras.
Hoegeng memang seorang yang sederhana, ia mengajarkan pada istri dan anak-anaknya arti disiplin dan kejujuran. Semua keluarga dilarang untuk menggunakan berbagai fasilitas sebagai anak seorang Kapolri.
“Bahkan anak-anak tak berani untuk meminta sebuah sepeda pun,” kata Merry.
Aditya, salah seorang putra Hoegeng bercerita, ketika sebuah perusahaan motor merek Lambretta mengirimkan dua buah motor, sang ayah segera meminta ajudannya untuk mengembalikan barang pemberian itu. “Padahal saya yang waktu itu masih muda sangat menginginkannya,” kenang Didit.
Memasuki masa pensiun Hoegeng menghabiskan waktu dengan menekuni hobinya sejak remaja, yakni bermain musik Hawaiian dan melukis. Hobi yang kemudian menjadi sumber Hoegeng untuk membiayai keluarga. Karena pensiunnya sampai dengan tahun 2001, hanya sebesar Rp. 10.000. Dalam acara Kick Andy, Aditya menunjukkan sebuah SK tentang perubahan gaji ayahnya pada tahun 2001, yang menyatakan perubahan gaji pensiunan seorang Jendral Hoegeng dari Rp. 10.000 menjadi Rp.1.170.000. Pada 14 Juli 2004, Hoegeng meninggal dunia di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta dalam usia yang ke 83 tahun. Ia meninggal karena penyakit stroke dan jantung yang dideritanya.
Hoegeng memang seorang yang sederhana, ia mengajarkan pada istri dan anak-anaknya arti disiplin dan kejujuran. Semua keluarga dilarang untuk menggunakan berbagai fasilitas sebagai anak seorang Kapolri.
“Bahkan anak-anak tak berani untuk meminta sebuah sepeda pun,” kata Merry.
Aditya, salah seorang putra Hoegeng bercerita, ketika sebuah perusahaan motor merek Lambretta mengirimkan dua buah motor, sang ayah segera meminta ajudannya untuk mengembalikan barang pemberian itu. “Padahal saya yang waktu itu masih muda sangat menginginkannya,” kenang Didit.
Memasuki masa pensiun Hoegeng menghabiskan waktu dengan menekuni hobinya sejak remaja, yakni bermain musik Hawaiian dan melukis. Hobi yang kemudian menjadi sumber Hoegeng untuk membiayai keluarga. Karena pensiunnya sampai dengan tahun 2001, hanya sebesar Rp. 10.000. Dalam acara Kick Andy, Aditya menunjukkan sebuah SK tentang perubahan gaji ayahnya pada tahun 2001, yang menyatakan perubahan gaji pensiunan seorang Jendral Hoegeng dari Rp. 10.000 menjadi Rp.1.170.000. Pada 14 Juli 2004, Hoegeng meninggal dunia di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta dalam usia yang ke 83 tahun. Ia meninggal karena penyakit stroke dan jantung yang dideritanya.
nice posting bang Sayid
ReplyDelete.
ReplyDelete